trek awal sumbing |
kereta ekonomi.
Sekitar jam 7 malam
kereta pun mulai membawa kami membelah
malam menuju kutoharjo.bising derap laju kereta dan suara orang orang yang
sibuk menjajakan dagangannya,seolah ikut menemani ku dalam menciptakan
imaginasi tentang gunung sumbing,akan seperti apakah berada diketinggian diatas
sana, larut dalam tawa dan obrolan, tak terasa malam mulai berganti fajar
kereta pun mulai mendekati tujuan kami,tepat jam 06:44 pagi kereta pun
mengantar kami distasiun kutoharjo.bergegas kamipun mencari warung untuk
mengisi perut kami, murah meriah makanan yang kami makan saat itu.. hanya
dengan kocek 8ribu kami dah dapat menyantap soto ayam.setelah mengisi perut
kami pun melanjutkan perjalanan dengan angkot kecil menuju terminal purwokerto,kami
dikenakan 5rbu rupiah perorang. Dari terminal menuju desa garung kami dikenakan
15 rbu.
hampir muncak |
Sesampainya saya didesa garung wonosobo, matahari sedang
terik terik nya, tapi tetap saja tak menyurutkan kenarsisan kami untuk
mengabadikan keindahan panorama yang tersaji didesa tersebut, Nampak gagah
gunung sundoro dan semakin dekat dengan gunung sumbing,kami pun tiba di
basecamp sumbing,sambil menungggu kawan kawan yang belum tiba dari kotanya
masing masing,kami pun mencari makan siang,tidak terdapat warung nasi tapi
untungnya dibasecamp ada yang meyediakan menu nasi goreng,
setelah kawan
yang lain berdatangan kami pun jadi berjumlah 9 orang,akupun punya banyak teman
baru sekarang, setelah mengurus simaksi
( surat ijin masuk lokasi) dan dirasa telah siap kami pun mulai berangkat
menuju keketinggian sumbing.Perjalanan awal kami melewati perkebunan tembakau
milik wraga setempat,medannya semakin menanjak dan berdebu tak pelak derap
langkah kawan yang berjalan didepan pun memicu kepulan debu yang menusuk
hidung.belum berapa langkah kaki ini mendaki tenaga seolah terkuras,mungkin
karena ritme nafas belum ketemu cetus salah satu teman.waktu maghrib tiba, kami
rehat sambil menunaikan kewajiban sholat maghrib terlebih dahuliu,digelap pekat
malam,kami sholat berjamaah,alunan ayat suci seolah membungkam suara deru angin
yang menemani deru langkah kami sedari tadi,membuat ku semakin merasa dekat
pada sang Pencipta dan menyadari betapa kecil dan dhoif nya kami sebagai hambaNYA.
terus melangkah |
Isoma sudah kami pun melanjutkan perjalanan,menembus
malam,menembus setiap rintangan yang kerap menghiasi langkah kaki kami.semakin
malam langkah ku kian gontai lelah dan
kantuk sangat terasa tapi sedikitpun tidak boleh mengendurkan semangat ku untuk
terus melangkah menuju pos pestan (peken setan/pasar setan ) Pestan
diketinggian 2437 mdpl itu terdapat tempat terbuka yang cukup luas dan pendaki
dapat mendirikan tenda disini,banyak cerita mistis tentang tempat ini maka dari
itu pos ini dinamakan pos pestan,setibanya kami di pestan suasana sudah ramai
oleh para pendaki yang sudah mendirikan tenda duluan.sambil melihat
kesekeliling ku,hmmm…tak ada yang aneh dengan tempat ini,tidak seseram
namanya,sudahlah saya enggan memikirkan hal tersebut lebih baik membantu
mendirikan tenda atau memasak.
Kami
pun bermalam
disitu dan pagi harinya perjalanan menuju puncak pun kami lanjutkan,satu
teman
kami tetap ditenda,kami meninggal kan tas tas besar kami, hanya sebuah
tas day
pack yang dibawa yang berisi air dan logistik.sepanjang perjalanan
menuju
puncak kami seolah berlomba untuk membuang hajat kami dan itu yang
membuat kami
tertawa sepanjang perjalanan,dan salah satu teman kami tanpa berfikir
panjang
menggunakan stok air minum untuk bersih bersih.ketika perjalanan muncak
dan turun masih jauh dan memerlukan air minum yang banyak kami pun sudah
kehabisan stok air.Tebing ke tebing kami
tapaki,terus merangkak naik seiring naiknya mentari diufuk timur,sinar
nya yang
mulai mengintip indah dibalik kelabunya awan semakin menambah keindahan
pemandangan diatas gunung sumbing ini. Sedang gunung sundoro berdiri
anggun
memeosna mataku kala itu.Tuhaan..akhirnya akhirnya aku sampai juga di
negri
atas awan mu.Inilah kali pertamaku melihat lautan awan cantik langsung
dengan
mata ku dan hasil jerih payahku merayap sampai keatas.
No comments:
Post a Comment