Tuesday, February 19, 2013

Baduy...keselarasan etnis dan budaya





keasrian desa Baduy luar
Alhamdulillah gw dikasih kesempatan 2 kali mengunjungi kediaman suku baduy di banten jawa barat, desa dimana dihuni oleh sebuah suku yang masih memegang tinggi adat istiadat dan kepercayaan yang sangat kuat.suku baduy tinggal dipedalaman jawa barat,desa terakhir yang dapat dilalui kendaraan adalah desa ciboleger, dan dari desa ciboleger lah kita dapat memasuki pedalaman suku baduy


Wilayah Baduy meliputi Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawarna. Nama Baduy sendiri diambil dari nama sungai yang melewati wilayah itu sungai Cibaduy.
Di desa ini tinggal suku Baduy Luar yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya.
Baduy luar atau biasanya mereka menyebutnya Urang Panamping. Cirinya, selalu berpakaian hitam.
Rumah mereka di dirikan diatas batu (ini kepercayaan mereka bahwa rumah supaya kokoh harus berdiri di atas batu)
Umumnya masyarakat baduy sudah mengenal kebudayaan luar,dan sering berinteraksi dengan masyarakat sunda diluar suku baduy sendiri, mereka sering menjual hasil panen dan kerajinan tangan mereka.sedang hasil panen mereka berupa beras ataw jagung disimpan rapi dilumbung padi yang sering terlihat saat kita melintasi desa tersebut,
lumbung padi


baduy luar umumnya mengenakan baju berwarna hitam dan ikat kepala berwarna biru,sedang suku baduy dalam mempunyai ciri khas dengan mengenakan baju putih dan ikat kepala putih.orang baduy dalam terkenal dengan kekokohannya dalam memegang adat istiadat, Meraka pergi kemana-mana hanya berjalan kaki tanpa alas dan tidak pernah membawa uang, jadi mereka tidak pernah menggunakan kendaraan 
melintasi pembatas baduy luar dan dalam

mereka tidak diperbolehkan menggunakan peralatan dan sarana dari luar baduy,wajar saja jika keseharian mereka tidak difasilitasi dengan penerangan listrik,Ada satu jembatan kayu sebagai pembatas dari baduy luar dan baduy dalam,dan jembatan tersebut di buat hanya menggunakan sarana yang ada dihutan sekitar seperti ijuk untuk mengikat bamboo nya dan tidak sedikitpun menggunakan paku atau material lainnya,kehidupan yang sangat sederhana kaan…melewati jembatan tersebut kami pun ikut dilarang untuk mengambil gambar kehidupan diBaduy dalam.
jembatan kayu

gw juga memperhatikan gadis gadis baduy dalam, mereka cantik alami dan hanya bersolek dengan menggunakan bahan bahan yang terdapat dialam sekitar, mereka pun memakai buah entah namanya buah apa,sebagai pemerah bibir mereka,sungguh kecantikan yang sangat alami
masyarakat Baduy sangat perduli dengan kelestarian alam sekitar,sewaktu gw berkunjung ke Baduy dalam gw baru tahu kalau sungai mandi dengan sungai untuk buang air dibedakan,dan untungnya sungai untuk buang air lebih dekat dari tempat gw menginap,karena lucunya jam 4 pagi perut gw ga bisa diajak kompromi, dan sialnya ga ada temen yang mau anterin gw,hiksz..
dengan tekad bulat pun gw memberanikan diri nongkrong sendirian ditengah sungai dibawah jembatan dan pohon rindang,haha lucu juga perut mules bikin gw berani banget saat itu,disitulah gw perhatikan aktifitas suku Baduy yang sudah memulai aktifitas walau hari masih sangat gelap.

Untuk mencapai sampai kepedalaman Baduy dibutuhkan trekking selama 5 jam,medan menuju kesana relatif landai,tapi pada waktu gw pertama kali kesana,dan saat itu gw belom pernah naik gunung sekalipun, gw pun merasa sedikit kewalahan, karena menuju Baduy dalam gw harus melewati jalan yang sedikit terjal,Alhamdulillah sekarang gw sudah merasakan medan yang jauh lebih terjal dari medan menuju ke pedalaman Baduy.
Terimakasih ya rabb… 


melangkah bersama

hasil kerajinan suku baduy luar

gadis cilik suku baduy luar

No comments:

Post a Comment