Mendaki rinjani
bukan keharusan tapi sebuah kebutuhan dari
sebuah mimpiku,dan
pemberontakan hari dimana semua Nampak sama dan rata, ke rinjani lah akhirnya
takdir ini membawaku,
Rinjani adalah sebuah gunung yang kerap menjadi
primadona bagi sebagian pendaki,gunung
yang memiliki 7 bukit penyesalan dan medan yang sangat vertical, gunung yang
dimana dewi anjani konon bersemayam abadi di puncaknya..gunung dengan pesona
keindahan segara anak yang tiada tara,yang berhasil menarik minat wisatawan
mancanegara untuk menapakinya…ah rinjani..pesona mu kian abadi terpatri pada
setiap mimpi mimpi insan pendaki
rabu,05 juni 2013
curi curi waktu
untuk segera cap cus menuju bandara, karena jadwal penerbangan jam 12:40, dengan maskapai lion air kami
berlima membahana diudara menuju kota Lombok, hanya memakan Waktu 2 jam berada
di ketinggian bersama maskapai tersebut.
Tiba di Lombok
kami pun sudah di sambut dengan kemeriahan bandara yang notabene penuh dengan
warga setempat yang gemar berkunjung ke bandara entah karena mengisi kekosongan
waktu mereka atau berniaga di sekitar bandara, dari pandangan ku bandara Lombok
Nampak seperti pasar tradisional..yah tapi itulah unik nya negri ini.
Menjelang maghrib
kami pun langsung meluncur ke beskem sembalun untuk segera berjumpa dengan Abi
dkk,yang mana mereka dah siap untuk mengantar kami menggapai
rinjani
Medan menuju
basecamp dihiasi dengan juntaian hutan hutan lebat dalam pekat malam yang
semakin menggeliat dibalut hawa dingin pegunungan.jarum jam sudah berada pada
pukul 22 malam saat kendaraan kami memasuki pedesaan dimana kami akan bermalam Mobil
kami berhenti tepat di sekitar perumahan warga, Tak tampak pos pendakian disini,karena ternyata jalur
pendakian masih berapa ratus meter
lagi,kami bermalam dikediaman kawannya abi untuk packing ulang dan
mempersiapkan segala sesuatunya
Pagi harinya kami
pun bergegas untuk memulai pendakian,tak tampak berupa pos pendakian disini
yang ada hanya perumahan warga dengan gang yang setapak,setelah menyusuri jalan
setapak itu barulah Nampak jalur menuju puncak rinjani,trek awal merupakan
perkebunan warga yang sepanjang jalan banyak terdapat kotoran sapi yang
kadang menjadi ranjau buat kami.
Tampak di hadapan
ku rinjani yang menjulang gagah, memamerkan pesonanya yang selalu sedap
dipandang mata,Sembalun adalah salah satu gerbang pendakian rinjani,kebanyakan
pendaki lokal melewati jalur ini,jalur yang dominnasi perbukitan yang
menanjak,bukit bukit tersebut tersaji indah dihadapan ku,membentang hijau bak
permadani nan indah.. perbukitan savanna yang terbentang luas seolah
menghipnotis ku untuk terus melangkah
Tapi di balik
keindahan yang tersaji, bukit tersebut menyimpan banyak penyesalan,sesuai nama
tenar nya yaitu bukit penyesalan, karena ketika sudah mencapai puncak bukit
masih terdapat bukit bukit lagi yang
mesti di lalui, ah…seolah bukit bukit
tersebut tak berujung.
Cuaca kerap
berubah,sebentar hujan sebentar terang,baju kami pun basah oleh hujan dan
keringat,deru nafas seolah seolah memburu
bersama medan yang selalu menanjak.tapi semangat kami tak pernah putus untuk
segera mencapai atap nya
Hari kian pekat
tapi kami terus melangkah seolah tak
sabar untuk segera bertenda,sekitar pada jam 19:00 kami pun sampai di
pelawangan sembalun,rasa lega langsung menggeliat saat mata kami mendapati
banyak tenda tenda yang sudah berdiri,ku berulang memanggil kawan kami”komo”tapi
tak ada sahutan sama sekali membuatku sedikit lemas, sepertinya jauh keatas
lagi mereka sudah mendirikan tenda.sambil menunggu kawan kawan yang masih di
belakang aq pun sibuk dengan hp ku sinyal diatas pelawangan sembalun cukup kuat jadi sedikit menghibur ku,tapi kawan kami pun tak
kunjung datang, angin dari dua lembah yang menganga seakan menusuk tulang,tak
ku gubris dingin itu,ku tetap terduduk berapa meter dari ketiga teman ku,serentak
namaku pun dipanggil untuk mendekat keperapian milik salah satu porter yang
telah lebih dulu mendirikan tenda,dan barulah aku tahu kalo ibu suli ngedrop kedinginan,kulihat
mereka panik dan berusaha mengambil tindakan preventif,untung ada sekawanan pendaki
dari bekasi yang rela tenda nya untuk menampung bu suli guna menghangat kan
diri,wah suasana pun jadi tampak tegang, kami panik khawatir dengan keselamatan
bu suli, leader kami pak dwidjo pun memutuskan untuk bertenda di plawangan
sembalun ini, Karena tidak memungkin kan membawa bu suli serta merta untuk
menyusul kawan kawan kami di batas vegetasi
hari kian larut
bersama mimpi yang terkubur bersama lelah ku.tawaran muncak pun ku pendam dalam
angan ku..aku tak mau ke egoisan ku memecah keperdulian ku.
Jumat 07 juni 2013
Pagi pun merekah
dengan keelokan jagad alam raya,pemnadangan dari tempat ku berpijak namapak
danau segara anak yang Nampak dekat, menmbah keelokan rinjani kala itu.walau mentari tersembunyi dibalik kabut kabut
rinjani.terus kutatap terus lekuk puncak rinjani yang seolah memanggilku
serta.ahhhh….betapa menggiurkan nya atap mu. Rinjani kala itu sangat elok lekuk
tubuh nya bak perawan yang sedang tumbuh..sangat elok.pemandangan ku dihibur
oleh sekelompok bule bule yang sedang merayakan keberhasilan nya menapaki atap
rinjani dengan segala fasilitas yang diberikan para porter.semakin cemburu pada
mereka…dan semakin kutatap rinjani itu..
Saat siang
menjelang kami pun bergegas untuk packing menuju segara anak untuk bermalam
disana,kufikir segara anak Nampak dekat,niat ku hanya memakai sandal kesangan
untuk menuju kesana. Untung kuuurung kan ternyata trek nya teramat panjang dan
curam..diluar dugaan ku ternyata, setelah melalui trek yang lumayan penjang dan
berliku kami pun smapai di segara anak, danau yang tertinggi yang pernah aku
datangi, danau cantik di temani dengan gunung baru jari,belum sore benar aku
pun diajak untuk ke sumber air panas tak jauh dari segara anak..melintasi
sungai kecil dan sedikit merayap diatas batu..tapi sayang keindahan nya di
cemari dengan prilaku manusia yang sembarangan membuang kotoran mereka, tempat
pemandian tersebut nampak populer bagi wisatawan mancanegara,mereka dengan
asyik nya berendam disana, oia didekat sumber air panas pun terdapat mata air
untuk para pendaki tapi aku ga diijinkan ikut mengambil air karena jarak nya
lumayan jauh dan sedikit curam…
Setelah puas
menikmati sumber air panas kami pun kembali, tenda pun sudah tegak berdiri,
mereka pun dengan peralatan seadanya disibuki dengan memancing, wah seru nya
ikan nya melimpah sekali.. sekali melempar kail ikan pun bertebaran didaratan…seruuu…kami
pun langsung mengolah ikan ikan tersebut untuk jadi santapan malam kami.
Hari ini hari
terakhir kami di rinjani,dari segara anak kami pun meluncur turun via jalur
senaru,dengan melipir sisi danau segara anak kami pun mulai beranjak untuk pulang.
Bayangan medan yang menurun serta merta hilang dari bayangan ku,karena pada
nyata nya jalur menuju senaru adalah tebing tebing cadas yang harus
didaki..sempat down dengan trek yang kami hadapi, tebing cadas yang berdiri
tegak itu seolah tiada akhir…ketika sampai di atasnya masih ada tebing lain
yang wajib kami lewati..puuiih…betapa trek ini bikin kami kehabisan semangat
karena secara mindset kami adalah turun dari rinjani tapi pada kenyataan nya
medan yang kami hadapi malah sebaliknya.. cuaca pun tak menentu,kabut dan
gerimis menemani langkah kami,terkadang matahari pun muncul tertatih tatih…